Jalan Salib Bukit Golgotha

Yesus Kristus menebus manusia yang jatuh dalam dosa dengan sengsara dan kematian-Nya di kayu salib di bukit Golgota. Yesus dijatuhi hukuman mati oleh Pontius Pilatus, penguasa negeri pada waktu itu di Yerusalem. Dalam Injil Yohanes kita baca secara ringkas kisah tersebut demikian: flkhknya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan.

Mereka menerima Yesus. Sambil memikul salib-Nya ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani : Golgota. Dan di situ la disalibkan mereka dan bersama-sarna dengan Dia disalibkan juga Dua orang lain, sebelah menyebelah, Yesus di tengah-tengah. Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itn, bunyinya : " Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi." (Yoh 19:1619).

Itulah sebabnya orang katolik sangat menyukai renungan atas sengsara Yesus ini dengan berdoa jalan salib. "Pada abad ke 1 mulai dilakukan suatu kebaktlan untuk mengenangkan sengsara Yesus Kristus oleh kaurn peziarah di Yerusalem. Sejak abad ke-15 kebaktian ini dilakukan juga di gereja-gereja Fransiskan di luar Palestina, dan sejak abad ke -17 di gereja lain juga. Pada dinding gereja dipasang 14 tanda salib kecil (dari kayu) yang biasanya disertai dengan gambar tentang peristiwa-peristiwa sengsara mulai dari penghukuman Jesus oleh Pontius Pilatus sampai pemakaman-Nya. Berdoa jalan Salib menyatukan kita dengan Sang Penyelamat, yang dengan rela memikul dosa-dosa kita, dan merupakan ungkapan terirna kasih kita kepada-Nya. Berdoa jalan Salib in! disertai dengan Indulgensi" (Ensiklopedi Gereja Jilid If, subjudul : Jalan Salib, Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta 1992, halaman 148, art.cit.)

Berbeda dengan Jalan Salib yang ada di dalam gereja-gereja, Jalan Salib di Pub Sarang dibuat menurut contoh Jalan Salib yang ada di Lourdes, dengan patung-patung sebesar manusia, jumlahnya ada sckitar 100 buah patung.
Seperti halnya Jalan Salib yang ada di Lourdes maka Jalan Salib yang ada di Puh Sarang ada stasi ke-15 yang menggambarkan Makam Kosong.
Seperti halnya Patung Maria yang besar, demikian pula patung-patung Jalan Salib yang ada di Puh Sarang dibuat oleh seniman lokal dari Surabaya dan Kcdiri di bawah koordinasi Bapak Afandi dari Surabaya. Sedangkan penataan jalan dan lahan dikerjakan oleh Ir. Harry Widayanto clan Ir. Djoko serta Bapak Bernard, Ir. A.S. Rush juga ikut mengatur penempatan jalan salib.

Patung-patung Jalan Salib yang ada di Pub Sarang merupakan sumbangan Dr. Agus Harsana, mantan Ketua Panitia Pembangunan Puh Sarang, meninggal dunia pada tanggal 20 Juni 2000 dan dimakamkan di makam umat di Puh Sarang di dekat Gedung Serbaguna. Seluruh komplek dan patung-patung Jalan Salib membutuhkan waktu dua tahun untuk mengerjakannya.

Tanggal 28 Mei 2000 komplek Jalan Salib diberkati oleh Uskup Surabaya, Mgr. J. Hadiwikarta, yang kemudian memimpin doa jalan salib diikuti oleh Panitia Pembangunan Puh Sarang dan umat yang hadir pada waktu itu. Jalan Salib di Pub Sarang sekarang ini merupakan salah satu daya tarik orang-orang untuk berziarah ke sana.